SDIK Imam An-Nawawi Aceh

  • Home
  • /
  • Nasihat Ramadhan (29) – Takabbur

Nasihat Ramadhan (29) – Takabbur

Adik-adik rahimakumullah, Alhamdulillah pada Ramadhan yang lalu kita sudah mengenal 29 sifat-sifat terpuji. Pada Bulan Ramadhan ini kita mencoba mengetahui dan menggali tentang sifat- sifat tercela. Dengan harapan, selama Bulan Ramadhan adik-adik semua bisa mengetahui sifat-sifat tercela dan bahaya yang ditimbulkannya. Sehingga kita semua mendapat pahala yang sempurna dibulan yang penuh keberkahan dan ampunan ini. Sifat tercela adalah sifat yang sangat merugikan diri sendiri maupun orang lain serta bertentangan dengan sunnah nabi dan ajaran Al-Quran. Pada hari ini kita akan mengetahui tentang sifat takabbur (membesarkan diri). Yuk budayakan membaca sampai selesai supaya Allah ‘azza wa jalla memberkahi ilmu kita.


Kesombongan (takabbur) atau dikenal dalam bahasa syariat dengan sebutan al-kibr yaitu melihat diri sendiri lebih besar dari yang lain. Orang sombong itu memandang dirinya lebih sempurna dibandingkan siapapun. Dia memandang orang lain hina, rendah dan pastinya dibawahnya. Sebagainya Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda,

“Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.” (HR. Muslim)

Sebagian salaf menjelaskan bahwa dosa pertama kali yang muncul kepada Allah adalah kesombongan. Allah ta’ala berfirman,

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam” maka sujudlah mereka kecuali Iblis: ia enggan dan takabur (sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 34)

Apabila kesombongan itu telah memenuhi hatinya, maka kesombongan itu akan menjadikan pemiliknya menganggap dirinya tinggi dan sempurna. Muncullah sifat merasa tidak membutuhkan orang lain. Bahayanya, hal ini juga akan menghalanginya dari evaluasi dan introspeksi diri. Padahal bisa jadi yang keliru itu adalah dirinya sendiri. Inilah keadaan orang-orang yang mengikuti hawa nafsu.

Sebab-sebab kesombongan, antara lain:

  • Ujub (membanggakan diri);
  • Merendahkan orang lain;
  • Suka menonjolkan diri (taraffu); dan
  • Mengikuti hawa nafsu.

Adik-adik yang hebat, kesombongan yang paling buruk adalah orang yang menyombongkan diri di hadapan manusia dengan ilmunya, merasa dirinya besar dengan kemuliaan yang dia miliki. Bagi orang tersebut tidak bermanfaat ilmunya untuk dirinya.

Barangsiapa yang menuntut ilmu demi akhirat maka ilmunya itu akan menimbulkan hati yang khusyuk serta jiwa yang tenang. Dia akan terus mengawasi dirinya dan tidak bosan untuk terus memperhatikannya, bahkan setiap saat dia selalu introspeksi dan meluruskannya.

Apabila dia lalai dari hal itu, dia akan menyimpang dari jalan yang lurus dan akan binasa.

“Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk membanggakan diri dan meraih kedudukan, memandang remeh kaum muslimin yang lainnya serta membodoh-bodohi dan merendahkan mereka, maka hal ini merupakan kesombongan yang paling besar. Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar dzarrah (biji sawi). Laa haula wa laa quwwata illaa billah.” (Al Kabaa’ir ma’a Syarh li Ibni al ‘Utsaimin hal. 75-76, cet. Daarul Kutub ‘Ilmiyah.)

Asy -Syaikh Abdussalam Barjas Al-Abdil Karim rahimahullah berkata, “Semua maksiat jelek, akan tetapi maksiat terjelek yang seringkali tersamar oleh penuntut ilmu adalah takabbur, sombong, merasa besar, tertipu dengan dirinya sendiri sehingga dia memandang rendah serta merasa tinggi dari orang lain. Dia pun berjalan dengan gaya yang congkak, banyak bicara serta tak lepas dari sifat besar diri dan semisalnya.”

Mereka yang diberikan ilmu oleh Allah tentunya harus terus belajar dan merendah. Karena hakikat orang berilmu adalah semakin takut kepada Allah. Apabila ada orang yang berilmu ingin disebut dirinya sebagai alim. Kelak akan mendapatkan ancaman dengan dimasukan oleh Allah kedalam neraka yang menyala-nyala.

Semoga bermanfaat…

Wallahua’lam bisshowab…

Leave Your Comment Here

WhatsApp WhatsApp